Kumpulan Puisi Religi
Sunday, September 16, 2018
Kumpulan Puisi Religi
1.
6.
7.
8.
Arigato Hozaimas!
1.
Antara Takdir dan Keputusasaan Dalam hati ini inginkan kejujuran Namun akal selalu mempermainkan Membuatku kadang penuh keraguan Membuatku kadang penuh keyakinan Terkadang hatipun dikesampingkan Aku yang berjalan tak tentu arah Aku yang selalu ingin berubah Inginku semua yang buruk kuubah Namun semakin banyak yang kuubah Terasa baru sedikit yang berubah Engkau Tuhanku Aku mohonkan keinginanku Tunjukan jalan-Mu padaku Tuntunlah aku Aturan-Mu adalah aturanku Petunjuk-Mu adalah arahku Aku yang selalu berusaha dijalan-Mu Mengapa semakin keras aku berusaha untuk-Mu Semakin banyak jalan kau tunjukan padaku Semakin banyak persimpangan didepanku Dan ketika ku menengok belakangku Sungguh hanya ada penyesalanku Tuhan-ku Engkau yang selalu mendengarku Engkau yang selalu melihatku Andai banyak pintaku Andai banyak harapku Sungguh hanya satu tujuanku Hanya Ridho-Mu Tuhan-ku Andai syukurku kurang Andai pujiku kurang Andai amalku kurang Andai ibadahku kurang Aku mohon cukupkan dari kekuranganku Aku mohon batasi keserakahanku Aku mohon perkuat ingatanku Aku mohon lebihkan rezkiku Aku mohon ketenangan hatiku Aku mohon kuatkanlah imanku Karena sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Kuasa |
Baca Juga : Sejarah Pertempuran Surabaya 10 November 1945 Full2.
Penyesalan tiada akhir Dulu nyaman aman Tersisa dalam keindahan Ku coba tuk melupakan Perasaan kestiaan Tak nyaman hati ini Selalu dibayangi Rasa takut dan penyesalan Tak bisa kuganti dengan yang dulu Hanya bekas tersisa Bila ketahuan ditaruh mana muka, mulut, bibir, telingaku Otak sangat bodoh Kecewa.. Amat perih meritih di hati Tak tenang jiwa ini Dosa semakin berlimpah Tersisa hanya penyesalan tiada akhir |
Baca Juga : Sejarah Pramuka Indonesia Full3.
WAKTU Ketika waktu kian menipis Ku terjaga dalam kenistaan Tanpa tersandar melangkah Menepis air mata tak terarah Ketika waktu menyempit Kusandarkan dalam angan Tersentuh jiwa terasa asa Mimpi, impian Hilang tertelan malam Ketika waktu telah memanggil Ku berjalan menuju cahaya hati Bersinar, menerpa Damai bergejolak meronta Ketika waktuku tlah habis Ku terdidur dalam dekapan Terlarut dalam kemilauannya raga Hingga lupa akan dosa |
Baca Juga : Dongeng Rubah dan Kambing4.
Pastoral Kabut yang mengepungmu Telah runtuh menjadi kata-kata Rumah kayu hanya menyisakan dinginnya Dan sunyi mengendap di sana Maut bukanlah kabut yang mengendap-endap Tapi salju Yang berloncatan bagai waktu Dan menyumbat pernapasanmu Beranjaklah dan jangan menengok Ingin kusaksikan tubuhmu telanjang Tanpa mantel keyakinan Menjauh dan semakin menjauh Kubah mesjid dan runcing menara katedral Tenggelam di balik perbukitan Senja mengental dalam gelas kopiku Dan kureguk sebagai puisi yang pahit Beranjaklah dan jangan menangis Obor malam akan mengantarmu pergi Melintasi jalan kesabaran Menerobos hutan Maut bukanlah kata-kata Tapi doa Yang memancar bagai cahaya sorga Dan membakarku tiba-tiba |
Baca Juga : Cara Mengatasi Task Manager Error5.
Sorga Untuk Ibu Sekian lama ku di buaiyan ibu Sekian lama ku di beri asi ibu sekian lama ku disupi ibu sekian lama ku dibesarkan ibu Stelah aku beranjak dewasa Sekian lama ku kecewakn ibu Sekian lama ku bohongi ibu Sekian lama ku mendustai ibu Sekian lama ku Sekian lama ku tak bisa bahagiakan ibu Setelah aku sadar oleh semua itu Sekain lama ku rindu ibu sekian lama ku mendokan ibu Do'a ibu kramat untuk ku |
6.
DEMI demi matahari dan sinarnya pada pagi hari. demi bulan apabila mengiringinya. demi siang apabila menampakkanya. demi malam apabila menutupinya. demi langit serta pembinaanya. demi bumi serta penghamparanya demi jiwa serta penyampurnaanya |
7.
Menunggu Senja Malam Tadi Kabut senja mulai tampak dipelupuk mata heningan malam tersapu oleh kokokan ayam suara setelah terbangun malam desingan kendaraan belum hebat seperti disiang hari kini masih hening satu dua tiga terdengar suara itu pijaran lampu dapur satu demi satu terlihat terang menerangi senja mulai tampak suara satu demi satu ngaji dari masjid ke masjid lepas itu kumandang azan panggilan untuk sholat |
8.
Waktu Mengejar Waktu Tahukah tahun berapata? Tahukah bulan berapa? Tahukah tanggal berapa? Tahukah hari apa? Tahukah jam menit detik scon berapa? Pelajaran penting untuk mengejar 1 bertemu 2 2 mengejar 3 3 mengejar 4 begitu seterusnya januari akan tiba januari datang februari ferbruari terdiam dijemput maret begitu seterusnya waktu tanggal pun tiba ini yang dinanti pertengahan tanggal apa awal tanggal mungkin akhir tanggal inilah waktu |
Arigato Hozaimas!