Kumpulan Puisi Religi

Kumpulan Puisi Religi
Kumpulan Puisi Religi
1.
Antara Takdir dan Keputusasaan

Dalam hati ini inginkan kejujuran
Namun akal selalu mempermainkan
Membuatku kadang penuh keraguan
Membuatku kadang penuh keyakinan
Terkadang hatipun dikesampingkan

Aku yang berjalan tak tentu arah
Aku yang selalu ingin berubah
Inginku semua yang buruk kuubah
Namun semakin banyak yang kuubah
Terasa baru sedikit yang berubah

Engkau Tuhanku
Aku mohonkan keinginanku
Tunjukan jalan-Mu padaku
Tuntunlah aku
Aturan-Mu adalah aturanku
Petunjuk-Mu adalah arahku

Aku yang selalu berusaha dijalan-Mu
Mengapa semakin keras aku berusaha untuk-Mu
Semakin banyak jalan kau tunjukan padaku
Semakin banyak persimpangan didepanku
Dan ketika ku menengok belakangku
Sungguh hanya ada penyesalanku

Tuhan-ku
Engkau yang selalu mendengarku
Engkau yang selalu melihatku
Andai banyak pintaku
Andai banyak harapku
Sungguh hanya satu tujuanku
Hanya Ridho-Mu
Tuhan-ku

Andai syukurku kurang
Andai pujiku kurang
Andai amalku kurang
Andai ibadahku kurang
Aku mohon cukupkan dari kekuranganku
Aku mohon batasi keserakahanku
Aku mohon perkuat ingatanku
Aku mohon lebihkan rezkiku
Aku mohon ketenangan hatiku
Aku mohon kuatkanlah imanku
Karena sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Kuasa
Baca Juga : Sejarah Pertempuran Surabaya 10 November 1945 Full
2.
Penyesalan tiada akhir

Dulu nyaman aman
Tersisa dalam keindahan
Ku coba tuk melupakan
Perasaan kestiaan
Tak nyaman hati ini
Selalu dibayangi
Rasa takut dan penyesalan
Tak bisa kuganti dengan yang dulu
Hanya bekas tersisa
Bila ketahuan ditaruh mana muka, mulut, bibir, telingaku
Otak sangat bodoh
Kecewa..
Amat perih meritih di hati
Tak tenang jiwa ini
Dosa semakin berlimpah
Tersisa hanya penyesalan tiada akhir
Baca Juga : Sejarah Pramuka Indonesia Full
3.
WAKTU

Ketika waktu kian menipis
Ku terjaga dalam kenistaan
Tanpa tersandar melangkah
Menepis air mata tak terarah
Ketika waktu menyempit
Kusandarkan dalam angan
Tersentuh jiwa terasa asa
Mimpi, impian
Hilang tertelan malam
Ketika waktu telah memanggil
Ku berjalan menuju cahaya hati
Bersinar, menerpa
Damai bergejolak meronta
Ketika waktuku tlah habis
Ku terdidur dalam dekapan
Terlarut dalam kemilauannya raga
Hingga lupa akan dosa
Baca Juga : Dongeng Rubah dan Kambing
4.
Pastoral

Kabut yang mengepungmu
Telah runtuh menjadi kata-kata
Rumah kayu hanya menyisakan dinginnya
Dan sunyi mengendap di sana

Maut bukanlah kabut yang mengendap-endap
Tapi salju
Yang berloncatan bagai waktu
Dan menyumbat pernapasanmu

Beranjaklah dan jangan menengok
Ingin kusaksikan tubuhmu telanjang
Tanpa mantel keyakinan
Menjauh dan semakin menjauh

Kubah mesjid dan runcing menara katedral
Tenggelam di balik perbukitan
Senja mengental dalam gelas kopiku
Dan kureguk sebagai puisi yang pahit

Beranjaklah dan jangan menangis
Obor malam akan mengantarmu pergi
Melintasi jalan kesabaran
Menerobos hutan

Maut bukanlah kata-kata
Tapi doa
Yang memancar bagai cahaya sorga
Dan membakarku tiba-tiba
Baca Juga : Cara Mengatasi Task Manager Error
5.
Sorga Untuk Ibu

Sekian lama ku di buaiyan ibu
Sekian lama ku di beri asi ibu
sekian lama ku disupi ibu
sekian lama ku dibesarkan ibu

Stelah aku beranjak dewasa

Sekian lama ku kecewakn ibu
Sekian lama ku bohongi ibu
Sekian lama ku mendustai ibu
Sekian lama ku
Sekian lama ku tak bisa bahagiakan ibu

Setelah aku sadar oleh semua itu

Sekain lama ku rindu ibu
sekian lama ku mendokan ibu
Do'a ibu kramat untuk ku

6.
DEMI

demi matahari dan sinarnya pada pagi hari.
demi bulan apabila mengiringinya.
demi siang apabila menampakkanya.
demi malam apabila menutupinya.
demi langit serta pembinaanya.
demi bumi serta penghamparanya
demi jiwa serta penyampurnaanya

7.
Menunggu Senja Malam Tadi

Kabut senja mulai tampak
dipelupuk mata
heningan malam tersapu oleh kokokan ayam
suara setelah terbangun malam

desingan kendaraan belum hebat
seperti disiang hari
kini masih hening
satu dua tiga terdengar
suara itu

pijaran lampu dapur
satu demi satu
terlihat terang
menerangi senja mulai tampak

suara satu demi satu
ngaji dari masjid ke masjid
lepas itu
kumandang azan
panggilan untuk sholat

8.
Waktu Mengejar Waktu

Tahukah tahun berapata?
Tahukah bulan berapa?
Tahukah tanggal berapa?
Tahukah hari apa?
Tahukah jam menit detik scon berapa?

Pelajaran penting untuk mengejar
1 bertemu 2
2 mengejar 3
3 mengejar 4
begitu seterusnya

januari akan tiba
januari datang februari
ferbruari terdiam dijemput maret
begitu seterusnya

waktu tanggal pun tiba
ini yang dinanti
pertengahan tanggal
apa awal tanggal
mungkin akhir tanggal
inilah waktu


Arigato Hozaimas!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel